DZIKRULLAH

Pengertian Dzikir

Ayat-ayat al Qur'an dan hadits-hadits Nabi menyebut kata dzikir dalam beragam makna.

a.       Dzikir (dzikir) adalah al Qur'an, sebagaimana terekam dalam surat al Hijr ayat9

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.

 

b.       Dzikir adalah shalat jum'at, sebagaimana tertera dalam al Qur'an dalam surat al Jumu'ah ayat 9.

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum'at, maka bersegeralah kalian menuju dzkir kepada Allah.

 

c.        Dzikir diartikan sebagai ilmu, sebagaimana terekam dalam al Qur'an surat al Anbiya' ayat 7.

Kami tiada mengutus Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, Maka Tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.

 

Sebagian ahli tafsir berkata, "Yang dimaksud dzikir adalah ilmu tentang yang halal dan yang haram."

Dzikir adalah lafal musytarak (memiliki lebih dari satu makna), mencakup ilmu, shalat, al Qur'an dan dzikir kepada Allah. Tetapi yang dijadikan sebagai patokan dalam lafal musytarak adalah makna yang paling banyak digunakan berdasarkan kebiasaan. Kebanyakan dalam teks al Qur'an dan Hadits, kata dzikir dimaksudkan sebagai tasbih, tahlil, takbir, dan shalawat kepada Nabi. Allah berfirman dalam surat an Nisa' ayat 103, "Apabila kalian sudah menyelesaikan shalat, maka berdzikirlah kalian kepada Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring."

Sedangkan makna selain itu harus disertai dengan petunjuk keadaan atau lafal. Lafal dzikir paling banyak digunakan dalam arti dzikir kepada Allah. Jarang sekali lafal ini dimaksudkan sebagai ilmu sebagaimana dalam firman Allah, "Maka bertanyalah kepada ahli dzikir (orang-orang yang berilmu)." Maksud dari dzikir di sini adalah ilmu, karena adanya petunjuk, yaitu pertanyaan. (Abdul Qadir Isa, Hakikat Tasawuf)

Dzikir diartikan dengan tasbih, tahmid, tahlil, takbir salawat dan baca al Qur'an ialah seperti firman Allah dalam surat al Anfal ayat 45, "Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kalian dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya." Dan firman Allah dalam surat al Muzammil ayat 8, "Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan."

Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, Allah telah berfirman, "Aku bersama hamba-Ku selama dia berdzikir kepada-Ku dan kedua bibirnya bergerak menyebut-Ku." (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Ahmad, dan Hakim) dan hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibn Bisr bahwa seorang laki-laki berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya syari'at-syari'at islam itu terlalu banyak bagiku. Maka beritahukanlah kepadaku sesuatu yang aku dapat berpegang teguh dengannya." Beliau menjawab, "Selama lisanmu masih basah menyebut Allah." (HR. Tirmidzi)

Menurut Ibnu Athaillah, "Dzikir adalah membebaskan diri dari sikap lalai dan lupa dengan menghadirkan hati secara terus-menerus bersama Allah. Sebagian kalangan mengatakan bahwa dzikir adalah menyebut secara berulang-ulang dengan hati dan lisan nama Allah, salah satu sifat-Nya, salah satu hukum-Nya, atau lainnya, yang dengannya seseorang dapat mendekatkan diri kepada Allah.

 

Fungsi Dan Kedudukan Dzikir

Dzikir merupakan dasar untuk setiap maqam yang dibangun di atasnya, sebagaimana fondasi adalah landasan yang akan didirikan di atasnya serupa dinding, bangunan, dan atap. Dzikir membuahkan maqam-maqam dan ahwal yang diupayakan oleh para salik. Karena tidak ada jalan lain untuk meraih buah dzikir kecuali dari pohon dzikir. Setiap kali pohon itu tumbuh besar, maka akarnya akan semakin kuat dan buahnya akan semakin banyak.

Apabila seorang hamba asyik dan tenggelam dengan kelalaiannya, maka dia tidak mungkin dapat menempuh tingkat-tingkat perjalanan yang mengantarkannya untuk sampai kepada makrifatullah. Seseorang tidak akan terhindar dari kelalaiannya kecuali dengan dzikir. Lalai berarti tidur atau matinya hati. Ketaatan para sufi terhadap perintah Tuhan ialah mereka memperbanyak dzikir kepada-Nya, dzikir menjadikan kehidupan mereka seperti kehidupan para malaikat, sehingga dunia tidak pernah terlintas dalam hati mereka, dan tidak melupakan mereka dari berhubungan dengan kekasih mereka, yaitu Allah Swt. Bahkan mereka melupakan kepentingan diri dengan bersimpuh lama-lama di hadapan Tuhan mereka. Mereka melenyapkan segala sesuatu selain-Nya. Mereka selalu mengingat Allah di mana pun mereka berada dalam keadaan berdiri, berjalan, duduk, dan berbaring sebagaimana diungkapkan oleh Allah dalam surat Ali Imran ayat 191

 

Yang mengingat Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring, dan memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): "Hai Tuhan kami ! Engkau tidak jadikan ini (semua) tidak sia-sia ! Maha Suci Engkau ! Lantaran itu, peliharalah kami (dari pada) siksa neraka.

 

Seorang sufi senantiasa berzikir kepada Tuhannya di setiap situasi dan kondisinya. Dengan dzikir itu dadanya menjadi lapang, hatinya menjadi tenang dan rohnya menjadi luhur. Sebab, dia meraih keuntungan dengan menjadi teman duduk Tuhannya. Allah berfirman dalam hadits qudsi, "Ahli dzikir kepada-Ku adalah teman duduk-Ku (HR. Ahmad)"

 

Orang yang mengenal Allah adalah orang yang senantiasa tekun berzikir dan memalingkan hatinya dari kesenangan-kesenangan dunia yang fana, sehingga Allah menjaganya dan melindunginya dari semua urusannya. Hal ini tidak mengherankan. Sebab barang siapa bersabar, dia pasti akan berhasil. Dan barang siapa yang terus mengetuk pintu, maka pintu itu akan dibukakan baginya.

a.       Menurut Abu Qasim al Qusyairi

Imam Abu Qasim al Qusyairi mengatakan, "Dzikir adalah lembaran kekuasaan, cahaya penghubung, pencapaian kehendak, tanda awal perjalanan yang benar dan bukti akhir perjalanan menuju Allah. Tidak ada sesuatu setelah dzikir. Semua perangai yang terpuji merujuk kepada dzikir dan bersumber darinya."

Dia juga berkata, "Dzikir adalah unsur penting dalam perjalanan menuju al Haq. Bahkan, dia adalah pemimpin dalam perjalanan tersebut. Seseorang tidak akan sampai kepada Allah kecuali dia tekun dalam berdzikir."

b.       Menurut Ibnu Qayim al Jauziah

Ibnu Qayim berkata, "Tidak diragukan bahwa hati dapat berkarat seperti halnya besi dan perak. Dan alat pembersih hati adalah dzikir. Dzikir dapat membersihkannya, sehingga dia menjadi seperti cermin yang bersih. Apabila seseorang meninggalkan dzikir, maka hatinya akan berkarat. Dan apabila dia berzikir, maka hatinya menjadi bersih. Berkaratnya hati disebabkan dua perkara, yakni lalai dan dosa. Dan yang dapat membersihkannya juga dua perkara, yakni istigfar dan dzikir. Barang siapa yang lalai dalam kebanyakan waktunya, maka karat di hatinya akan menumpuk sesuai dengan tingkat kelalaiannya. Apabila hati berkarat, maka segala sesuatu tidak tergambar di dalamnya sesuai dengan faktanya. Dia akan melihat kebatilan dalam bentuk kebenaran, dan melihat kebenaran dalam bentuk kebatilan. Sebab, ketika karat hati itu bertumpuk, hati menjadi gelap, sehingga bentuk-bentuk kebenaran tidak tergambar sebagaimana adanya. Apabila karat hati bertumpuk, maka hati menjadi hitam dan pandangannya menjadi rusak, sehingga dia tidak dapat menerima kebenaran dan tidak dapat mengingkari kebatilan. Inilah siksaan hati yang paling berat. Sumber dari semua itu adalah kelalaian dan mengikuti hawa nafsu. Keduanya menghilangkan cahaya hati dan membutakannya. Allah berfirman dalam surat al Kahfi ayat 28 yang artinya : Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya melewati batas."

c.        Menurut Ahmad Zaruq

Dalam Qawa'id at Tasawwuf, Ahmad Zaruq mengatakan, "Keistimewaan itu terdapat dalam ucapan, perbuatan dan benda-benda. Dan keistimewaan yang paling agung adalah keistimewaan dzikir. Sebab, tidak ada amal anak Adam yang paling dapat menyelamatkannya dari siksa Allah selain dzikir kepada-Nya. Allah telah menjadikan segala sesuatu seperti minuman. Masing-masing memiliki manfaat khusus. Dengan demikian, setiap yang umum dan yang khusus harus diperhatikan sesuai dengan kondisi setiap orang."

d.       Menurut Ahmad Ibn Ujaibah

Ahmad ibn Ujaibah berkata, "Tidak akan terbuka pintu maqam ridla bagi seorang hamba melainkan setelah dia mengerjakan tiga perkara pada fase awal perjalanannya, yaitu :

1)       Dia tenggelam dalam nama tunggal (Allah). Dzikir dengan nama tunggal ini hanya khusus bagi orang-orang yang telah mendapat izin dari seorang mursyid kamil.

2)       Dia bergaul dengan orang-orang yang berzikir

3)       Dia konsisten dalam mengerjakan amal saleh, dan bersih dari noda. Dengan kata lain, dia berpegang teguh pada syariat yang dibawa Nabi Muhammad Saw

           

Kesimpulannya, para pendidik spiritual dan para mursyid kamil telah menasihati para salik selama dalam perjalanan mereka menuju Allah dan telah menjelaskan kepada mereka bahwa jalan praktis yang dapat mengantarkan mereka untuk sampai kepada Allah dan mencapai ridla-Nya adalah memperbanyak dzikir di setiap keadaan dan bergaul dengan orang-orang yang berdzikir. Sebab, jiwa orang-orang yang berdzikir dapat memutuskan hawa nafsu yang senantiasa mengajak kepada kejahatan. (Abdul Qadir Isa, Hakikat Tasawuf, hlm. 98-100)

 

Default Heboh Lukisan Bung Karno Bisa Hidup


Lukisan dengan obyek figur Bung Karno yang ada di Museum Bung Karno, menurut sejumlah kesaksian tampak hidup. Konon, ini bisa dilihat di bagian dadanya yang tampak berdetak layaknya orang yang sedang bernafas. Padahal, ketika masih berada di Istana Bogor, lukisan ini tak menampakkan fenomena keganjilan apapun. Lalu, fenomena apa sebenarnya yang terjadi pada lukisan bergambar tokoh proklamator ini?

Di sisi selatan makam Ir. Sukarno di Blitar, Jawa Timur, ada sebuah museum yang lebih dikenal dengan nama Museum Bung Karno. Lokasi museum ini, tepat berhadap-hadapan dengan makam sang Proklamator.

Sebagai museum yang identik dengan Bung Karno, seluruh museum ini berisi barang-barang yang semua ada kaitannya dengan presiden RI pertama tersebut. Mulai dari uang kuno bergambar Bung Karno yang dapat kembali dengan sendiri ketika digulung, buku-buku milik Bung Karno, foto-foto kegiatan suami Fatmawati ini ketika masih menjadi presiden, serta sebuah bendera kuno yang terbuat dari kain penutup dada Fatmawati yang pernah di kibarkan pada tanggal 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok.

Salah satu koleksinya termasuk pula sebuah tas koper besar dari kulit yang selalu dibawa oleh Bung Karno ketika keluar masuk penjara, atau ketika ayah kandung Megawati ini belum menjadi presiden. Disamping itu masih banyak lagi barang-barang milik Bung Karno yang dipamerkan di dalam museum ini.

Selain benda-benda yang mempunyai nilai sejarah yang erat kaitannya dengan Bung Karno, di museum yang tak pernah sepi oleh pengunjung ini, juga terdapat sebuah lukisan besar dengan ukuran 150 cm x 175 cm yang bergambar Bung Karno. Keanehan pada lukisan ini, menurut sejumlah orang yang pernah melihatnya adalah tampak hidup. Konon, siapapun yang melihat lukisan ini sambil memusatkan konsentrasi serta pandangan terarah penuh di bagian jantung Bung Karno pada lukisan ini, maka seketika tampak bergerak, seolah berdetak seperti layaknya orang yang sedang bernafas. Padahal, lukisan bergambar Bung Karno yang sedang menggunakan jas serta berkopiah ini, menurut salah satu penjaga museum bernama Tanwir, 36 tahun, tergolong lukisan baru.

Menurut keterangan Tanwir, gambar Bung Karno yang dilukis di atas kanvas ini, dilukis oleh IB Said pada tahun 2001 yang lalu. Seterusnya, setelah diserahkan kepada keluarga sang proklamator yang meninggal 21 Juni 1970 ini, disimpan di Istana Bogor. Namun tiga tahun setelah disimpan di Istana Bogor, lukisan bergambar lelaki gagah yang lahir 6 Juni 1901 ini, oleh pihak keluarga kemudian dibawa ke Blitar dan disimpan di museum Bung Karno.

Sejak disimpan di Museum Bung Karno, lukisan bergambar putra pasangan suami isteri R. Sukeni Sosrodiharjo dan Ny. Ida Ayu Nyoman Rai ini tampak hidup. Fonemena ini untuk pertama kalinya terjadi ketika perayaan Haul Bung Karno di tahun 2004 yang silam. Ketika itu, banyak pengunjung heboh karena menyaksikan lukisan seperti hidup.

Sejak saat itu, setiap kali ada pengunjung yang masuk museum ini, lukisan ini menjadi obyek yang kali pertama menjadi perhatian mereka. Lebih-lebih lagi, lukisan bergambar tokoh yang makamnya diapit oleh kedua orang tuanya ini, diletakkan tepat di depan setelah pintu masuk.

Lalu, fenomena apa sebenarnya yang terjadi pada lukisan ini?

Menurut penjaga museum Tanwir, sebagaimana cerita orang-orang linuwih yang pernah melakukan tirakat di depan lukisan ini, konon lukisan itu memang ada khodamnya. Menurut Tanwir, khodam lukisan adalah salah satu makhluk halus dari Gunung Kelud yang selalu mengawal Bung Karno ketika sang proklamator ini masih hidup.

Agaknya, setelah Bung Karno meninggal, sosok gaib ini tetap menjadi pengawal setia dan menetap di sekitar makam sang Proklamator. Karena itulah, mengapa lukisan ini baru menunjukkan fenomena setelah dipindah dari istana Bogor ke museum Bung Karno di Blitar.

“Yang jelas, menurut beberapa orang paranormal serta Kyai yang pernah mendeteksi lukisan ini, katanya memang ada sosok mantan pengawal Bung Karno yang sekarang menjadi khodam lukisan ini.
__________________

 

SILSILAH SEJARAH LELUHUR DITANAH JAWA


1.KANDJENG NABIJULLOOH ADAM
2.SAJJIDAH SITI CHAWAA
3.KANDJENG NABIJULLOH SJIETS
4.ARFUS
5.KAIFAN
6.MAHLAA’IL
7.BARSU BARZU ABARIN
8.KANDJENG NABIJULLOOH ACHNUCH IDRIES
9.MANUSAKAH
10.MAALIK
11.KANDJENG NABIJULLOOH NUCH ABDUL GHOFFAR
12.SAM
13.AROM
14..’AOS
15.’AAD
16.TSAMUD
17.RADEN NURTJAHJA
18.SANGIANG NURRASA
19.SANGIANG WENANG
20.SANGIANG WENING
21.SANGIANG TUNGGAL
22.BETARA GURU
23.BETARA WISHNU
24.SRI KATI
25.YANG TRUS TILI
26.MARIGENA
27.RADEN MAMIWASA
28.RADEN SUTOPO
29.RADEN SEKUTREM
30.RADEN SACHRI
31.PALOSORO
32.HABIJOSO
33.PANDU DEWANATA HASTINA
34ARDJUNA
35.ONGKAWIDJAYA
36.PARIKESIT
37.HUDAYANA
38.DJAYA DARMA
39.DJAYA AMIJAYA
40.GENDERAYANA
41.SUMA WIJTIRTA
42.TJITRA SUMA
43.PONTJA DRIA
44.ANGLING DRIA
45.RADJA SELO DJALU
46.SRI MAPUNNGUNG MENDANG KEMULAN
47.GANDHI HAWAN KAHURIPAN
48.RESI GENTOJU DJENGGALA
49.LEMBU AMILUHUR
50.TOBU
51.ROWIS RENGGO DJENGGALA
52.RADEN PRABU LALIJAN PADJAJARAN

RADEN PRABU LALIJAN PADJAJARAN
Beranak tiga orang yaitu :
1.ARYA BANGAH MADJAPAHIT
2.PRABU GALUH TJIUNG WANARA RATU PADJAJARAN
3.NYAI MAS RATU MAHARADJA SAKTI

ARYA BANGAH MADJAPAHIT BIN RADEN PRABU LALIJAN PADJAJARAN
Mempunyai anak:
1.BRAWIDJAYA ANOM
2.BRAWIDJAYA KAPULANGIR
3.BRAWIDJAYA MANGKUZAMAN
4.BRAWIDJAYA KAKARSI
5.BRAWIDJAYA SUSUHUNAN AGUNG
6.BRAWIDJAYA KERTADATU
7.BRAWIDJAYA SRI MADENGDA
8.BONDAN KEDJAWAN
9.KI GEDE MATARAM
10.PATIH SENOPATI
11.PANGERAN SEDA ING KADJENAR
12.PANGERAN SEDA ING KERAMBIL
13.SULTAN AGUNG MATARAM
14.SUSUHUNAN MATARAM
15.SUSUHUNAN MANGKURAT
16.PANGERAN ANOM DIPATI ANOM

PRABU GALUH TJIUNG WANARA BIN PRABU LALIJAN PADJAJARAN
mempunyai puteri bernama :
NYAI MAS RATU PURBASARI nikah dengan LUTUNG KASARUNG

Beranak cucu :
1.LINGGA MEONG
2.LINGGA WESI
3.LINGGA WASTU
4.PRABU SUSUK TUNGGAL
5.PRABU MUNDING KAWALI
6.PRABU MUNDING WANGI (PRABU SILIWANGI)

PRABU SILIWANGI nikah dengan(istri pertama) NYAI MAS RARA SUBANG LARANG
Mempunyai anak yaitu :

1.RADJA SENGGARA PRABU KIAN SANTANG HADJI MANSUR
2.GURU GANTANAGAN
3.SRI MANGANA PRABU WALANGSUNGSANG TJAKRA BUANA HADJI ABDUL SOMAD

SRI MANGANA PRABU WALANGSUNGSANG TJAKRA BUANA HADJI ABDUL SOMAD nikah dengan NJAI MAS RATU ENDANG GEULIS BINTI PANDITA DANUWARSIH GUNUNG MERAPI
Mempunyai anak yaitu :
A.NJAI MAS RARA PAKUNGWATI
B.PANGERAN TJIREBON

4.NYAI MAS RATU AJU DALEM RARASANTANG HADJI SJARIFAH menikah dengan SULTHON HUT MESIR SJARIEF ABDULLOH
Mempunyai anak kembar yaitu :

A.MACHMUD MISRISJARIEF HIDAJATULLOH
B.SJARIEF NURULLOH SULTHON MESIR

PRABU SILIWANGI nikah dengan(istri kedua) RATU PELAGA INGGRIS
Beranak cucu
1.MUNDING SARI
2.MUNDING SARI KEDUA
3.PRABU PUTJAK UMUM BANTEN GIRANG
Mempunyai anak
A.RATU MENDAPAT
Mampunyai anak
NJAI MAS RATU TANURAN GAGANG
B. SUNAN WANA PADI PARUNGGANGSA TELAGA
Mempunyai anak cucu :
a.SUNAN TJIBURANG NURIAH
b.EMBAH DALEM ARYA WANGAGOPARUNA GELAGAH HERANG SUBANG

GURU GANTANGAN BIN PRABU MUNDING WANGI(SILIWANGI)
Beranak cucu :

1.LINGGA PAKUAN
2.PANDAHAN
3.DIPATI AKUR SEPUH
4.RADEN SAMBA
5.NJAI MAS KIRANA

NJAI MAS KIRANA niakh dengan PANEMBAHAN GIRILAJA SULTHON HADDAD
Mempunyai anak :
A.SULTHON GUSTI
B.PANEMBAHAN GUSTI

PRABU LINNGA PAKUAN BIN GURU GANTANGAN beristri dengan 14 ORANG WANITA
Tiga orang istri diantaranya berasal dari SILUMAN SILEMAN bernama :

1.RATU BANOWATI DALEM AGUNG GUNUNG KROMONG (Istri pertama)
Mempunyai anak yaitu RADEN SAKE
2.RATU PERAMADI PUTIH KUNINGAN
3.RATU PANTIN TIMBANGAN

LELUHUR GELAGAH WANGI DEMAK
Prabu Munding Wangi Siliwangi Pedjajaran beranak cucu(dari istri yang pertama)

1.Raden Suruh
2.Prabu Kertawidjaja Ratu Madjapahit

Berputra :
a.Raden Arya Damar
b.Puteri Hadi
c.Lembu Peteng Madura
d.Raden Gugur
e.Batoro Katong
f.Adipati Luwanu
g.Djaran Panoleh Sampang
h.Raden Chassan Abu Fattah Surya Alam Zainul Abidin Gelagah wangi
Demak(Raden Fatah)

 

SILSILH RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH DI BANTEN

01. Syarif Hidayatullah Susuhunan Gunung Jati ( 1525 - 1552 )
02. Maulana Hasanuddin Panembahan Surosowan ( 1552 - 1570 )
03. Maulana Yusuf Panembahan Pakalangan ( 1570 - 1580 )
04. Maulana Muhammad Pangeran Ratu Banten ( 1580 - 1596 )
05. Sultan Abdulmafachir Mahmud Abdul Kadir Kanari ( 1596 - 1640 )
06. Sultan Abdul Ma'ali Ahmad Kanari ( 1640 - 1651 )
07. Sultan Ageng Tirtayasa Abulfathi Abdul Fatah ( 1651 - 1672 )
08. Sultan Haji Abunhasr Abdul Kahhar ( 1672 - 1687 )
09. Sultan Abdul Fadhal ( 1687 - 1690 )
10. Sultan Abdul Mahasin Zainul Abidin ( 1690 - 1733 )
11. Sultan Muhammad Syifa Zainul Arifin ( 1733 - 1750 )
12. Sultan Syarifuddin Ratu Wakil ( 1750 - 1752 )
13. Sultan Muhammad Wasi Zainul Alimin ( 1752 - 1753 )
14. Sultan Muhammad Arif Zainul Asyikin ( 1753 - 1773 )
15. Sultan Abdul Mafakih Muhammad Aliyuddin ( 1773 - 1799 )
16. Sultan Muhyiddin Zainussolihin ( 1799 - 1801 )
17. Sultan Muhammad Ishak Zainul Mutakkim ( 1801 - 1803 )
18. Sultan Wakil Pangeran Natawijaya ( 1803 - 1803 )
19. Sultan Agiluddin Aliyuddin II ( 1803 - 1808 )
20. Sultan Wakil Pangeran Sura Manggala ( 1808 - 1809 )
21. Sultan Muhammad Syafiuddin ( 1809 - 1813 )
22. Sultan Muhammad Rafi'uddin ( 1813 - ? )

 

 

This free website was made using Yola.

No HTML skills required. Build your website in minutes.

Go to www.yola.com and sign up today!

Make a free website with Yola